Beranda | Artikel
Bagaimana Bermuamalah Dengan Orang yang Memiliki Sifat Hasad?
Senin, 16 Oktober 2017

BAGAIMANA BERMUAMALAH DENGAN ORANG SEPERTI INI?[1]

Pertanyaan.
Menurut syaikh, bagaimana hukum syar’i mengenai seseorang yang sudah terbiasa shalat dan berpuasa, namun ia hanya menyukai kebaikan untuk dirinya sendiri dan membenci kebaikan untuk orang lain karena ia memiliki sedikit hasad dalam dirinya.

Bagaimana cara bermuamalah (bergaul) dengan orang semacam ini jika ia tetangga atau teman kerja?

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjawab:
Anda bermuamalah dengannya sebagaimana bermuamalah dengan orang yang lain, namun Anda harus menasehatinya dan menjelaskan bahwa hasad termasuk dosa besar dan akhlaq orang Yahudi.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَىٰ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allâh telah berikan kepadanya? [An-Nisâ/4:54]

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran [Al-Baqarah/2:109]

Hasad adalah akhlaq atau perangai kaum Yahudi dan termasuk dosa besar. Hasad tidak akan mengubah takdir Allâh Azza wa Jalla sedikitpun, bahkan hasad hanya akan merugikan pelakunya dan mengangkat derajat orang yang dihasadi. Apalagi jika pelaku hasad ini sampai melampaui batas atau berlaku zhalim karena Allâh Azza wa Jalla akan membalas pelaku kezhaliman.

(Disamping keburukan-keburukan hasad yang telah disebutkan di atas-red) hasad juga adalah sebentuk pengingkaran terhadap qadha, qadar dan hikmah Allâh Azza wa Jalla .

Hasad ini juga menunjukkan keimanan pelakunya lemah, karena jika Mukmin sejati tentu ia akan mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.

Jika seseorang ingin mengobati penyakit buruk ini, maka hendaklah ia sering berpikir dan memahami bahwa karunia itu atau nikmat itu adalah milik Allâh yang diberikan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allâh Azza wa Jalla sebagai pemberi nikmat ini juga mampu memberikan karunia yang sama pada pelaku hasad ini.

Allâh Azza wa Jalla mengatakan:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allâh kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allâh sebagian dari karunia-Nya. [An-Nisâ/4:32]

Jika ia sudah berusaha menahan dirinya dari hasad dengan ikhlas dan sungguh-sungguh dengan terus berpikir dan merenungi (berbagai keburukan hasad-pent), maka pasti Allâh Azza wa Jalla akan menolongnya. Dengan  itu, dia terselamatkan dari api hasad.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Diangkat dari Fatâwâ Nûr ‘alad Darbi, 12/624


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/7548-bagaimana-bermuamalah-dengan-orang-seperti-ini.html